Kamis, 22 Oktober 2009

a windy morning

mayang melangkahkan kakinya ke teras rumah, terlihat ibunda tercinta sedang mengepel dan adik pertamanya duduk dengan tatapan kosong. mayang membuka tanya, "Kenapa de' ko seperti habis menangis?". dengan mata berkaca-kaca dan suara penuh mengaduh nanda, adik pertama mayang menjawab "Teman-temanku raketnya bagus, nanda malu raketnya seperti ini!disuruh ganti!!", sambil menunjukkan raket tersebur pada mayang seolah meminta pembenaran atas argumennya. mayang memperhatikan lalu berujar, "Tidak apa-apa, yang penting masih bisa dipakai.lagipula tidak mungkin ibu guru nanda menyuruh mengganti raketmu.kamu mungkin yg malu?"
"Teman-teman nanda raketnya bagus-bagus semua kak, nanda malu", jawab nanda dengan mata semakin berair dan dengan nada lebih memaksa.
"Ya sudah pakai dulu saja, dulu kakak dan tantemu juga pakai raket yang tidak bagus tetapi boleh-bileh saja oleh bu guru. yang penting masih dapat digunakan", mayang menambahkan dan berniat membelikan raket untuk adiknya, tetapi tidak saat ini juga. karena memang raket itu terlihat ada beberapa tali yang terputus, tetapi masih layak untuk dipakai.
dari dalam ibu mayang menyahut, "Mama tidak akan membelikan raket untuk nanda, dikemanakan saja semua uang yang dia punya? Pagi tadi mama melihat nanda mengambil uang dari laci warung padahal mama sedang di kamar. berani sekali bukan?!!"
mayang melihat betul kekesalan ibundanya, perasaan yang bercampur kekecawaan. mayang tidak berkomentar. ia tak habis pikir adiknya melakukan itu, tapi tidak ada alasan untuk tidak mempercayai ibunya. terlebih sebelumnya, nanda memang pernah tertangkap basah mengambil uang di celengan keluarga. dalam jumlah yang banyak untuk ukuran anak sekolah dasar.
nanda mendengarkan celotehan ibunya dengan berurai air mata, tapi mayang yakin. kesedihannya bukan karena ucapan-ucapan ibunya tetapi karena nanda tahu ia tidak akan mendapatkan raket baru.
ibunda mayang terus melampiaskan kemarahannya dengan menceritakan hal-hal yang membuat mayang semakin tidak percaya akan tindakan adiknya. bahwa mama menemukan banyak uang di bawah kasur nanda, dan saat ditanya nanda berdalih ia mendapat arisan. dan saat ibunda mayang menanyakan hal tersebut kepada teman-temannya ternyata mereka sama sekali tidak pernah mengadakan arisan.
mayang kembali hanya bisa diam, batinnya meratap dalam."Adikku, apa geranganyang ada dalam benakmua saat melakukan itu?"